Dunia IT dan inter linkage market untuk kemajuan industri
22.38 Ecky A. 16 Comments Category : thoughts
بسم الله الرØÙ…Ù† الرØÙŠÙ…
Assalamu'alaikum wr wb
Di dunia global, peran IT sangat diperlukan agar negara dapat ikut bersaing dalam kompetisi dunia yang serba ketat. Negara yang tertinggal dalam hal perkembangan dan penerapan teknologi akan sulit bersaing dalam kancah internasional. bahkan dalam model ekonomi Solow, hanya kemajuan teknologi yang bisa menjelaskan peningkatan standar kehidupan yang berkelanjutan (Mankiw, 2006).
Indonesia adalah negara dengan jumlah labour (pekerja) yang melimpah, dan bukan negara yang memiliki jumlah kapital (modal) tinggi, maka dari itu, peningkatan pada sektor industri yang padat karya, bukan padat modal, tepat untuk dilakukan di Indonesia. Pertumbuhan pada sektor industri padat karya di Indonesia dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan yang baik tidak hanya dilakukan lewat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga oleh pemerataan. Industri padat karya di Indonesia adalah industri yang banyak menggunakan input labour, peningkatan pada industri ini akan menyerap banyak tenaga kerja sekaligus meningkatkan kesejahteraan banyak orang.
Industi padat karya tidak bisa dilepaskan dari UKM. Industi UKM di Indonesia pun banyak dipenuhi oleh industri-industri kreatif, banyak dari mereka baru tumbuh berkembang. Industri ini perlu dilindungi dan dibantu, kematian berbagai industri akan melemahkan perekonomian, tetapi industri yang terlalu banyak tanpa koordinasi dapat menjadi pasar yang tidak efisien. Industri kreatif perlu dibentuk menjadi sebuah jaring-jaring industri yang saling berhubungan dari hulu, tengah, dan hilir, sehingga dapat tercipta sebuah inter linkage market, yaitu sebuah pasar yang berkesinambungan dan berhubungan satu sama lain. Dalam pembentukan sebuah inter linkage market yang baik, dunia IT dapat menjadi salah satu sektor penopang berdirinya pasar tersebut, atau bahkan menjadi pasar yang berdiri sendiri (misalnya, sebuah kumpulan industri IT yang saling terkoordinasi).
Bagaimana dunia IT Indonesia dapat menjadi penopang berdirinya inter linkage market? Hal penting dalam pembentukan sebuah inter linkage market adalah kemudahan komunikasi dan transaksi, biaya transaksi yang minimum, terciptanya hubungan timbal balik, serta kepercayaan antar industri. Agar dapat terwujud, diperlukan aplikasi teknologi informasi yang baik dengan dunia IT sebagai penopang maupun pasar yang berdiri sendiri sebagai inter linkage market. Contoh model sebuah inter linkage market dapat dijelaskan sebagai berikut, sebuah industri kreatif yang berbasis pada penyediaan input industri dapat menjadi bagian hulu sebuah pasar, contohnya adalah industri bahan baku hardware dan bahan baku percetakan. Lalu pada bagian tengah, terdapat industri yang berbasis pada produk jadi dan fisik, misalnya industri perakitan komputer, software, dan percetakan . Pada bagian hilir, industri-industri pemasaran dan distribusi dapat melakukan perannya dalam memasarkan dan mendistribusikan hasil produksi ke konsumen. Tidak cukup disitu, diperlukan sektor pembantu dalam jejaring hulu-tengah-hilir pasar, yaitu sektor keuangan sebagai pembantu modal maupun sektor layanan keamanan jaringan dan transaksi.
Dalam hubungan inter linkage market, satu sektor berhubungan mutualisme dengan sektor lain. Sektor penyedia input, ke sektor produksi, ke sektor pemasaran, yang dibantu oleh sektor penunjang sebagai sektor pendorong ekonomi jaringan pasar. Hubungan ini bermanfaat, karena dapat mengurangi persaingan tidak sehat antar industri, selain itu hal ini dapat menciptakan economic of scale, dimana peningkatan kegiatan produksi yang disertai dengan pengurangan biaya akan menurunkan harga-harga barang produksi. Dalam koordinasinya, dunia IT lagi-lagi berperan sebagai penyedia teknologi khususnya telekomunikasi dan transaksi. Ketika hal ini dapat dilakukan, biaya transaksi akan dapat dikurangi semimimal mungkin, selain karena adanya teknologi komunikasi dan pemasaran, juga karena berkumpulnya industri-industri dalam satu bagian yang koordinatif.
Kekurangan dari inter linkage market adalah waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dan mengkoordinasikan industri-industri yang ada, selain itu pembentukan inter linkage market tidak akan cukup jika tidak terdapat dukungan dari pemerintah dalam kemudahan perizinan maupun insentif industri. Untuk menaungi inter linkage market industri kreatif di Indonesia, PT Telkom, sebuah perusahaan yang sudah mapan, dapat digandeng sebagai lokomotif penarik pasar yang baru tumbuh. Meminjam istilah Rhenald Kasali, “power house”, sebuah perusahaan besar yang punya pengaruh, PT Telkom dapat menjadi sebuah power house dunia IT dalam mengayomi perkembangan industri kreatif Indonesia. Bantuan kerjasama, pemberian proyek, dapat menjadi intensif untuk meningkatkan gairah di industri ini.
Berkumpulnya satu industri dalam satu bidang bukanlah hal baru, di Amerika sudah terdapat lembah silikon dalam bidang IT dan Hollywood dalam bidang hiburan. Indonesia dapat meniru hal ini dengan mengumpulkan serta mengkoordinasikan berbagai industri yang berhubungan untuk menjadi inter linkage market yang dapat menuju ke arah economic of scale. Pada akhirnya, kerjasama dari swasta maupun pemerintah adalah hal yang harus dapat dilakukan agar industri kreatif dengan dunia IT dapat menjadi salah satu bagian dari power house pembangkit pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk memajukan bangsa.
--
Ecky Agassi
Ilmu Ekonomi FEM IPB 2008
PJ MWA UM IPB
Assalamu'alaikum wr wb
Indonesia adalah negara dengan jumlah labour (pekerja) yang melimpah, dan bukan negara yang memiliki jumlah kapital (modal) tinggi, maka dari itu, peningkatan pada sektor industri yang padat karya, bukan padat modal, tepat untuk dilakukan di Indonesia. Pertumbuhan pada sektor industri padat karya di Indonesia dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan yang baik tidak hanya dilakukan lewat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga oleh pemerataan. Industri padat karya di Indonesia adalah industri yang banyak menggunakan input labour, peningkatan pada industri ini akan menyerap banyak tenaga kerja sekaligus meningkatkan kesejahteraan banyak orang.
Industi padat karya tidak bisa dilepaskan dari UKM. Industi UKM di Indonesia pun banyak dipenuhi oleh industri-industri kreatif, banyak dari mereka baru tumbuh berkembang. Industri ini perlu dilindungi dan dibantu, kematian berbagai industri akan melemahkan perekonomian, tetapi industri yang terlalu banyak tanpa koordinasi dapat menjadi pasar yang tidak efisien. Industri kreatif perlu dibentuk menjadi sebuah jaring-jaring industri yang saling berhubungan dari hulu, tengah, dan hilir, sehingga dapat tercipta sebuah inter linkage market, yaitu sebuah pasar yang berkesinambungan dan berhubungan satu sama lain. Dalam pembentukan sebuah inter linkage market yang baik, dunia IT dapat menjadi salah satu sektor penopang berdirinya pasar tersebut, atau bahkan menjadi pasar yang berdiri sendiri (misalnya, sebuah kumpulan industri IT yang saling terkoordinasi).
gambar dari : http://www.global-trade.com
Bagaimana dunia IT Indonesia dapat menjadi penopang berdirinya inter linkage market? Hal penting dalam pembentukan sebuah inter linkage market adalah kemudahan komunikasi dan transaksi, biaya transaksi yang minimum, terciptanya hubungan timbal balik, serta kepercayaan antar industri. Agar dapat terwujud, diperlukan aplikasi teknologi informasi yang baik dengan dunia IT sebagai penopang maupun pasar yang berdiri sendiri sebagai inter linkage market. Contoh model sebuah inter linkage market dapat dijelaskan sebagai berikut, sebuah industri kreatif yang berbasis pada penyediaan input industri dapat menjadi bagian hulu sebuah pasar, contohnya adalah industri bahan baku hardware dan bahan baku percetakan. Lalu pada bagian tengah, terdapat industri yang berbasis pada produk jadi dan fisik, misalnya industri perakitan komputer, software, dan percetakan . Pada bagian hilir, industri-industri pemasaran dan distribusi dapat melakukan perannya dalam memasarkan dan mendistribusikan hasil produksi ke konsumen. Tidak cukup disitu, diperlukan sektor pembantu dalam jejaring hulu-tengah-hilir pasar, yaitu sektor keuangan sebagai pembantu modal maupun sektor layanan keamanan jaringan dan transaksi.
Dalam hubungan inter linkage market, satu sektor berhubungan mutualisme dengan sektor lain. Sektor penyedia input, ke sektor produksi, ke sektor pemasaran, yang dibantu oleh sektor penunjang sebagai sektor pendorong ekonomi jaringan pasar. Hubungan ini bermanfaat, karena dapat mengurangi persaingan tidak sehat antar industri, selain itu hal ini dapat menciptakan economic of scale, dimana peningkatan kegiatan produksi yang disertai dengan pengurangan biaya akan menurunkan harga-harga barang produksi. Dalam koordinasinya, dunia IT lagi-lagi berperan sebagai penyedia teknologi khususnya telekomunikasi dan transaksi. Ketika hal ini dapat dilakukan, biaya transaksi akan dapat dikurangi semimimal mungkin, selain karena adanya teknologi komunikasi dan pemasaran, juga karena berkumpulnya industri-industri dalam satu bagian yang koordinatif.
Kekurangan dari inter linkage market adalah waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dan mengkoordinasikan industri-industri yang ada, selain itu pembentukan inter linkage market tidak akan cukup jika tidak terdapat dukungan dari pemerintah dalam kemudahan perizinan maupun insentif industri. Untuk menaungi inter linkage market industri kreatif di Indonesia, PT Telkom, sebuah perusahaan yang sudah mapan, dapat digandeng sebagai lokomotif penarik pasar yang baru tumbuh. Meminjam istilah Rhenald Kasali, “power house”, sebuah perusahaan besar yang punya pengaruh, PT Telkom dapat menjadi sebuah power house dunia IT dalam mengayomi perkembangan industri kreatif Indonesia. Bantuan kerjasama, pemberian proyek, dapat menjadi intensif untuk meningkatkan gairah di industri ini.
Berkumpulnya satu industri dalam satu bidang bukanlah hal baru, di Amerika sudah terdapat lembah silikon dalam bidang IT dan Hollywood dalam bidang hiburan. Indonesia dapat meniru hal ini dengan mengumpulkan serta mengkoordinasikan berbagai industri yang berhubungan untuk menjadi inter linkage market yang dapat menuju ke arah economic of scale. Pada akhirnya, kerjasama dari swasta maupun pemerintah adalah hal yang harus dapat dilakukan agar industri kreatif dengan dunia IT dapat menjadi salah satu bagian dari power house pembangkit pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk memajukan bangsa.
--
Ecky Agassi
Ilmu Ekonomi FEM IPB 2008
PJ MWA UM IPB